Hilang Sekejap, Muncul Gemerlap

Selayaknya manusia, kita semua punya keresahan masing-masing yang tertanam di dalam diri. Aku sempat atau bahkan masih berada di titik, di mana tampaknya semua keresahan tersebut berkumpul menjadi satu tak punya tempat untuk dituangkan. Hanya menunggu bom waktu saja hingga pada akhirnya semuanya keluar ke permukaan begitu saja; mengalir bagai derasnya air terjun dengan suaranya yang menenangkan, kadang juga menyeramkan.

Dan tampaknya, malam ini, tepatnya pada pukul 03.00 dini hari merupakan waktu yang tepat untuk mencurahkan segalanya.

---000---

Rembulan malam ini tak nampak di penglihatanku. Suara gemericik air dari kran terdengar begitu jelas pada pendengaranku. Eh, tapi bukan hanya itu saja. Jari-jemari yang sedang bermain di atas keyboard juga mengeluarkan nada khas yang seringkali aku dengar di setiap harinya. Kopi hitam dengan sedikit tambahan gula juga memengaruhi indra perasaku. Kandungan nutrisi kromium di dalamnya membuat kadar serotonin dalam diriku meningkat drastis. Rasa bahagia pun muncul. Lekas, aku segera membuka blog pribadiku dan mulai menuliskan hal-hal yang sebelumnya tak pernah aku curahkan.

Barangkali aku terjebak di dalam rutinitas yang sama tiap harinya; rasa bosan yang terus menggerogoti diriku secara perlahan-lahan hingga kejenuhan yang sudah tak pernah ku hiraukan. Anehnya, waktu demi waktu aku mulai menikmati semua itu. 

Rasa ini sama seperti halnya ketika kamu dicampakkan oleh orang yang kamu sayang, mengalami patah hati, lalu orang tersebut menikammu dengan pisau tepat di hati. Meski begitu, kamu tak ingin mencabut pisau itu secara langsung. Akan tetapi, kamu lebih membiarkannya tertancap di dalam dirimu, menikmati setiap luka yang bertubi-tubi menyerangmu. Lambat laun, kamu akan terbiasa dengan hal itu dan menjalani kehidupan dengan dihantui oleh kenangan-kenangan darinya.

Rutinitas membosankan ini membuatku justru tidak mengenal diriku. Lama-kelamaan, aku menjadi merasa asing. Bukankah hal terburuk dalam hidup adalah melupakan diri sendiri demi mengejar hal yang tak pasti? Tetapi, inilah yang aku rasakan saat ini. Aku merasa bahwa semakin jauh aku mengejar sesuatu, semakin jauh pula aku tak mengenal diriku sendiri. Mungkin, aku perlu pengenalan ulang kepada diri sendiri, mulai menciptakan dialog di antara sunyi, seperti saat ini, ketika sang fajar masih tertidur dalam lelap.

Semenjak aku tidak mengenal diriku sendiri, aku merasa seperti hilang ke dalam permukaan. Gelap. Kosong. Sunyi. Suara gemericik air pun tak dapat aku dengar. Cahaya rembulan dari langit tidak masuk ke relung-relung tubuhku. Di dalam permukaan aku hanya tersesat dan terus tersesat. Terus melangkah tanpa ada rencana atau peta yang pasti. Penglihatanku hanya sebatas ruangan hitam. Namun, mau tidak mau aku harus terus melanjutkan langkah demi menemukan cahaya meski hanya secercah. 

Tapi, mau bagaimana lagi? Ruangan hitam tersebut tak ada ujungnya. Setiap langkah yang aku ayun pun tak pernah diiringi dengan keputusan yang tepat. Alhasil, aku hanya terus terjebak di dalam permukaan, menangis seada-adanya, dan pada akhirnya lelah sendiri lalu duduk sambil memegang lutut di pojokan.

Hilang sekejap di telan Bumi. Diri ini seolah-olah tak pernah mengerti apa yang ia kejar selama ini. Dipenuhi ambisi yang busuk, diinjak-injak oleh kenyataan pahit hingga terpuruk, lalu mengoceh tidak jelas layaknya beruk.

Mau sampai kapan kamu terus seperti ini?

Pertanyaan tersebut menampar diriku sekeras-kerasnya. Aku tak tahu. Barangkali kini saatnya kita berkemas-kemas, merapikan harapan dan impian, menyapu semua kenangan, dan menata kembali tujuan. Sebab, terkadang sebuah pertanyaan tak bisa langsung di jawab saat ini juga. Butuh waktu untuk menorehkan tinta di atas kanvas putih.

Jadi, sudah sedalam apa kamu mengenal dirimu sendiri?

---000---

Sempat aku berpikir untuk menutup laptop, tapi ada suatu hal yang harus aku tuliskan pada dini hari ini. Lekas, ku buka laptop dan tenggelam di dalam kata-kata. Dengan senyum yang merekah serta mata yang masih terbuka, ku tulis dengan ukuran font besar kalimat di bawah ini

"Selamat Datang Kembali di Kehidupan yang Gemerlap"




Post a Comment

0 Comments