Kebangkitan Emo di Era Sekarang

Sore hari tak ada lagi senja kopi senja kopi dengan deretan kata-kata yang membentuk puisi. Sembari menuliskan beberapa artikel, aku lebih memilih untuk memutar album Fresh Start From Something New dari Killing Me Inside. Suara Sansan yang melengking dengan teriakannya yang memekakkan telinga selalu berhasil membuat para pendengarnya kembali ke zaman 2000 an, ketika zaman itu catok rambut  dan dandan ala anak emo menjadi trend. Sesekali Onad ikut nimbrung suara teriakan Sansan sambil memegang bassnya yang menawan. Sementara itu di sudut panggung lainnya Josaphat dan Raka berusaha untuk melakukan guitar spinning untuk memanjakan mata para penonton. Rendy dengan tangannya yang perkasa memukul drum sekenanya dan membentu pola pukulan drum yang membuat musik mereka semakin liar. Sesekali double pedal ia mainkan serta hit-hat yang lebih sering dibiarkan. 

Seiring berkembangnya zaman, scene emo tidak lagi diminati oleh orang. Orang-orang lebih memilih mendengar lagu easy listening yang berbalut EDM atau menikmati musik folk dengan liriknya yang menawan. Siapa yang sekiranya sudi mendengarkan lagu-lagu teriak yang dibilang tidak jelas sehingga dapat merusak telinga? Tidak ada. Gitar akustikan serta suara lirih yang jernih tentu akan mendatangkan massa yang banyak. Namun akhir-akhir ini scene Emo yang sempat hilang kembali hadir di tengah-tengah masyarakat. Tak jarang saat ini sudah banyak acara Emo Night yang bertebaran di seluruh daerah. Menyanyikan lagu-lagu Emo, diiriingi oleh DJ set yang memutarkan lagu-lagu emo populer era 2000-an seperti Saosin, My Chemical Romance, Taking Back Sunday, Story Of The Year, Finch dan lain-lain. 

Tidak hanya bernuansa DJ set saja, baru-baru ini salah satu festival musik di Indonesia, Synchronize Fest mengadakan pre event yang bertempat di Beer Garden SCBD dengan bernuansa Emo Night. Acara tersebut menghadirkan The Side Project, salah satu band emo di Indonesia, & friends. Tidak hanya TSP & friends, juga ada Dieunderdogg yang turut meramaikan. Dalam event tersebut TSP & friends memainkan musik-musik emo langsung dengan format full  band sehingga atmosfir emonya pun semakin terasa. Ditambah dengan adanya suara khas scream Sansan dan Dochi serta Ferron yang berhasil mengisi ruangan dengan padat.

Kebangkitan emo tidak hanya ditandai dengan banyaknya acara Emo Night, melainkan hadirnya kembali Killing Me Inside dengan nama Killing Me Reunion yang akan diisi oleh Sansan, Onad dan Raka. Kabarnya, Onad tidak akan mengajak Josaphat  dalam Killing Me Reunion karena seperti yang kita ketahui Onad memiliki masalah pribadi terhadap Josaphat. Onad bahkan berkata di youtube Suaradotcom bahwa Josaphat orangnya ribet sehingga ia tidak ingin melibatkan Josaphat dalam Killing Me Reunion. Killing Me Reunion pun sudah memiliki akun instagram, yaitu @killingmereunion. Kabarnya Onad akan mengaransemen ulang semua lagu Killing Me Inside yang dahulu menjadi musik yang baru ditambah dengan adanya visual yang tajam. Dan kabar baiknya, Killing Me Reunion akan tampil di  Synchronize Fest 2019 yang akan berlangsung pada tanggal 4,5,6 Oktober 2019.

Blessed By The Flower of Envy kali ini berhasil membuat telingaku dimanjakan dengan suara khas Sansan dan Onad. Hadirnya emo akan menjadi sejarah yang menarik dalam dunia musik, terutama dalam kancah permusikan di Indonesia.

gambar dari insertlive.com

Post a Comment

0 Comments