Pendakian Merbabu Via Suwanting

Merbabu mempunyai daya tarik yang sangat tinggi bagi para pendaki untuk menemuinya berkali-kali. Aku yang sudah tidak lama ke Merbabu akhirnya memutuskan untuk kembali mengunjungi tempat indah tersebut. Bagiku, Merbabu adalah gunung terindah d Jawa Tengah ; Melihat sabananya yang hijau, melihat gagahnya merapi yang terselimuti awan, serta kadang menemukan monyet yang berpindah dari ranting ke ranting. Kali ini, aku ingin sekali mencoba jalur Merbabu via Suwanting. Katanya, jalur suwanting merupakan jalur yang dapat membuat para pendaki ingin sekali gantung carier. Waduh. Dan yang kubaca-baca di beberapa blog yang menceritakan tentang jalur suwanting, memang jalur ini terbilang sangat ekstrem, bahkan ada yang bilang kalau jalur ini akan mempertemukan lutut dengan dagu. Wah kebetulan dong kan bisa melepas rindu lutut sama dagu karena jarang ketemu he he. Akhirnya dengan rasa penasaran terhadap review yang muncul soal jalur suwanting, aku berangkat pada hari Jumat (14/09/2018) pkl 4 sore dari Semarang. 

Melakukan Packing

Packing adalah hal terpenting bagi kamu yang hendak bepergian atau melakukan pendakian. Biasanya orang-orang sangat malas sekali terhadap packing, padahal ia ingin bepergian. Memang, packing merupakan hal bikin  malas, namun packing adalah dasar yang harus kamu lakukan sebelum bepergian. Kalau aku  tipikal pendaki yang tidak terlalu suka bawa makanan banyak alias malas masak he he, aku lebih memilih membawa logistik seadanya yang dapat menampung perutku selama melakukan pendakian 2 hari. Seperti membawa mie instant , roti, susu kental manis, biskuit, cemilan, kopi, dan beberapa air putih. Untuk menghemat biaya, biasanya aku membawa botol kosong untuk diisi air di basecamp, dan air tersebut untuk digunakan masak. Karena aku juga tahu bahwa di suwanting menyediakan beberapa mata air di jalur pendakiannya, hal itu lebih membuatku nyaman untuk membuat kopi sepuasnya he he. Peralatan yang lainnya seperti tenda, matras, sb dll tentu sangat penting diperhatikan. Senter dan jas ujan merupakan hal yang biasanya sering dilupakan. 

Perjalanan ke Basecamp

Dari Semarang menuju basecamp aku menggunakan alat transportasi motor. Perjalanan tersebut memakan sekitar 3 jam perjalanan. Basecamp suwanting terletak di dekat Ketep Pass yang berada di kabupaten Magelang. Untuk transportasi umum, aku kurang begitu paham. Namun untuk menggunakan kendaraan roda dua, kamu bisa menuju ke arah ketep pass kemudian nanti di sekitar situ ada plang hijau yang akan menuntunmu ke arah basecamp suwanting. Suwanting sendiri merupakan nama dusun yang ada di daerah situ. Di sekitar basecamp suwanting ada tempat wisata alam seperti ketep pass, top selfie hutan pinus kragilan, dll. Aku yang jalan dari Semarang lewat daerah Kopeng, Salatiga. Sesampainya di basecamp sekitar jam 7. Aku langsung melakukan packing ulang serta registrasi terhadap pengelola basecamp suwanting. Biaya registrasinya cukup mahal, satu orang membayar Rp.17.500, dan itu belum termasuk biaya parkir.

Melakukan Pendakian

Jam menunjukkan pukul 8 malam. Aku dan temanku yang memang hanya berdua memutuskan untuk mendaki pada malam hari. Sebenarnya aku berencana naik bertiga, cuman yang satunya menyusul karena kelelahan. Namun tetap saja, akhirnya kami bertemu di perjalanan.

Jalur dari basecamp menuju pos 1 terbilang masih normal. Keluar dari basecamp kamu akan disuguhi oleh jalanan aspal yang lumayan menanjak dan disebelah kiri ada kebun-kebun milik warga. Sementara sebelah kanan terpampang langsung pemandangan merbabu dan jurang ke bawah. Waktu itu, malam hari sangat cerah, di langit gemintang berkilau sangat cerah menemani pendakianku. Tak terasa setelah melewati jalanan aspal yang cukup terjal, aku mendapati gerbang pendakian suwanting. Dari gerbang pendakian menuju pos 1 jalur masih dikerumuni oleh pohon-pohon sehingga cukup asri apabila melakukan pendakian pada siang hari. Hingga tak terasa sudah sampai di pos 1. Aku dan temanku memutuskan untuk beristirahat sejenak karena dalam peta menuju pos 2 cukup melelahkan he he. Pos 1 diberi nama Lembah Lempong.

Setelah beristirahat dengan cukup, akhirnya aku memutuskan untuk melanjutkan pendakian. Dari pos 1 ke pos 2 harus melewati 4 lembah yang berada di dalam peta : Lembah Gosong, Lembah Cemoro, Lembah Ngrijan, dan Lembah Miloh. Jalur dari pos 1 ke pos 2 memang sungguh ekstrem. Tali yang disediakan pun cukup banyak karena terjalnya jalur yang harus dilalui. Baru dari pos 1 ke pos 2 jalur sudah se ekstrem ini, batinku. Suwanting memang benar-benar istimewa, aku cinta suwanting. Jalan yang ditempuh dari pos 1 ke pos 2 cukup lama karena aku banyak sekali melakukan istirahat. Selain itu, jalurnya juga sangat mantap. Sampai pos 2 sudah pukul 1 dini hari, aku bergegas mendirikan tenda dan memasak makanan serta meminum kopi. Setelah itu lanjut tidur untuk kembali melakukan summit. Di pos 2 ini kamu dapat mendirikan tenda namun lahannya tidak terlalu luas sehingga hanya beberapa tenda saja ada di pos  waktu itu. Namun karena hari sudah malam, aku mendirikan tenda disitu.

Pagi pun menyapa, mentari tak terlalu terlihat juga tak terlalu menghangatkan tubuh. Namun aku mendapati pemandangan yang cukup bagus di pos 2, yakni terpampangnya gunung Sindoro Sumbing serta Merapi di pos 2.


Pemandangan Sindoro Sumbing dari pos 2 pada pagi hari

Pemandangan Merapi dari pos 2

Sembari memasak dan meminum kopi, kami berbincang-bincang hangat kepada sesama pendaki lain. Ada pendaki yang bercerita tentang serunya melewati jalur suwanting, ia sebelumnya pernah lewat jalur ini. Ada juga pendaki yang dengan sukarela memberikan aku kacang rebus dan singkong untuk dibawa saat summit. Wah baik sekali, batinku. Memang, saat di gunung rasa persahabatan sangat terasa sekali, walau baru kenal sekalipun.


Setelah packing dan membawa logistik untuk summit, kami melanjutkan pendakian sekitar pukul 7 pagi. Tenda dan lainnya aku tinggalkan di pos 2, kami membawa satu tas untuk menampung logistik hingga puncak.

Mendaki di pagi hari merupakan suatu hal yang haru disyukuri. Menghirup udara yang sejuk, terkena sengatan matahari yang masih ramah, dan mendengarkan celotehan burung di sepanjang pendakian. Ohya, setelah pos 2 ada mata air yang ditempatkan di drigen warna biru dan dialiri oleh pipa. Mata air tersebut juga akan tersedia kembali sebelum pos 3. Jalur yang ada dari pos 2 ke pos 3 memang benar-benar membuatku ingin menggantung carier, tapi kan nanti kasihan carriernya, digantung tanpa kepastian. Yhaa. Jalurnya memang cukup ekstrem, tanjakan terus menerus tanpa ada bonus sedikit pun. Namun tak terasa kami sampai di pos mata air, sebentar lagi berarti berada di pos 3. Disitu kami istirahat sebentar untuk minum air dan bercengkrama.

Lanjut mendaki, akhirnya kami tiba di pos 3. Pos 3 lahannya memang sangat luas sehingga tempat tersebut sangat ideal untuk dijadikan tempat tenda. Di samping kanan pos 3 sudah terlihat jelas sekali Merapi yang begitu gagah. Di atas pos 3 sabana sudah terlihat sedikit. Setelah pos 3 memang akan dilihatkan oleh 3 sabananya yang dimiliki oleh suwanting.

gambaran jalur yang berdebu

Kabut cuy


Perpaduan sabana dan kabut sebelum sabana 1

Merapi malu-malu dari pos 3

Pemandangan dari pos 3

Dari pos 3 ke sabana 1 tidak terlalu lama, hanya memakan waktu setengah jam. Dan aku sangat takjub saat sudah sampai di sabana 1, semua tampak terlihat hijau! Merbabu berhasil membuatku terhipnotis setelah melewati jalur yang cukup terjal sedari tadi. Aku cinta Merbabu!.

Pemandangan sabana 1 dan 2

Pose dulu cuy

Pemandangan dari sabana 2

Dari sabana 2, jika cerah kamu dapat melihat tower yang berada di jalur cunthel. Tower tersebut benar-benar mengingatkanku pada pendakian pertamaku ke Merbabu lewat jalur cunthel. Sangat istimewa!.

Tower yang berada di jalur cunthel
Yang istimewa dari suwanting adalah, jalur ini memiliki 3 puncak sabana yang membuat pendaki seringkali terkena php. Namun dibalik php tersebut, sabana merbabu vai suwanting benar-benar memanjakan mata. Hingga akhirnya, tak terasa setelah menikmati hijaunya merbabu sampai juga di puncak triangulasi, puncak dimana akan kamu temui pertama kali saat melalui jalur suwanting. Ohya, Merbabu sendiri memiliki 3 puncak : Puncak Syarif, Puncak Kentheng Songo, dan Puncak Triangulasi. Puncak Syarif dapat kamu temui lewat jalur Cunthel, Wekas dan Thekelan. Sementara Kentheng Songo dan Triangulasi, 2 puncak tersebut saling berdekatan sehingga apabila kamu sempat kamu dapat mengunjungi keduanya secara langsung.

Pemandangan sebelum puncak

Puncak cuy!
Demikian cerita pendakianku kali ini. Sekali lagi, Merbabu bagiku adalah gunung terindah di Jawa Tengah. Menjaga kelestariannya merupakan kewajiban kita semua sebagai para pengunjung agar tidak membuatnya kotor. Saranku, jalur suwanting bukanlah jalur yang rekomended bagi kamu yang baru ingin mendaki merbabu pertama kali.Lebih baik mencoba Selo dulu atau yang lainnya, Suwanting belakangan he he. Salam lestari, Adieb Fadloly!.

Cerita Tambahan

Pas waktu turun dan sampai pos 1, waktu itu aku sampai jam setengah 9 malam. Di pos 1 ada beberapa warga yang sedang nyate di sekitaran pos 1. Disitu, aku dan temanku ditawari sate yang enak, kopi, dan obrolan hangat. Warga sekitar suwanting sangat baik-baik, satenya pun terbilang sangat enak. Dan kebetulan, aku dimintai nomor whatsapp. Namun sampai sekarang belum dihubungi he he.

Estimasi Waktu Perjalanan

Basecamp - Pos 1 (Sekitar 45 menit)
Pos 1 - Pos 2 (Sekitar 2 jam)
Pos 2 - Pos 3 (Sekitar 1,5 jam)
Pos 3 - Sabana 1 (Sekitar 45 menit)
Sabana 1 - Sabana 2 (Sekitar 30 menit)
Sabana 2 - Sabana 3 (Sekitar 30 menit)
Sabana 3 - Puncak Triangulasi (Sekitar 45 menit)

Saran Saat Hendak ke Suwanting

-Membawa uang yang lebih, karena biaya regisnya cukup mahal
-Memakai sepatu, karena jalurnya cukup licin saat sedang turun, apalagi terjal.
-Mempersiapkan fisik yang cukup, karena jalurnya lumayan ekstrem

Post a Comment

0 Comments