Pendakian Sumbing Via Garung

Malam hari, kami bersiap-siap untuk memulai petualangan kami, yaitu menuju ke gunung sumbing. Gunung yang terletak di perbatasan Temanggung dan Wonosobo ini memiliki ketinggian 3371 mdpl. Tentu saja, letaknya yang bersampingan dengan gunung Sindoro selalu membuat para pendaki bilang bahwa dua gunung tersebut adalah gunung kembar, karena aku sendiri pun terkadang masih susah membedakan mana gunung sumbing dan mana gunung sindoro saat dilihat dari bawah. Setelah melakukan packing, kami berangkat dari Semarang dengan menggunakan motor sekitar jam 8 malam. Udara dingin yang menyerang kami pun tidak membuat kami putus asa untuk mengarungi jalan menuju ke basecamp sumbing malam itu.

Jam 11 malam, kami sudah tiba di basecamp sumbing via garung yang terletak tidak jauh dari basecamp sindoro via kledung. Tentu saja, jika siang hari kamu melewati jalan tersebut, maka kamu akan dikelilingi oleh dua gunung di samping kiri dan kananmu. Samping kiri ada gunung sumbing, dan samping kanan ada gunung sindoro. Memang sungguh dua ciptaan Tuhan yang patut kita syukuri keberadaannya. Lantas setelah sampai di basecamp, kami pun beristirahat untuk melanjutkan pendakian pada keesokan harinya. Malam ini begitu sangat syahdu. Ketenangan bersuka rela hinggap di dalam hatiku, angin tak segan untuk bertegur sapa kepada setiap pendaki yang sedang asyik tertawa dan sesekali berbincang serius. Nyatanya aku tidak sedang terlarut dalam nyenyaknya tidur di malam itu, selain udara nya yang memang cukup dingin, namun keindahan yang terpapar malam itu membuatku tak ingin tidur lebih cepat malam itu. Namun, mau tidak mau aku harus berdamai dengan tidur malam itu, mengusir segala rasa nyaman saat itu, dan bersiap-siap untuk menjemput mimpi.

Pukul 07:00, kami terbangun dari tidur. Lalu kami segera siap-siap untuk melanjutkan perjalanan. Alangkah baiknya sebelum perjalanan kami sarapan dulu agar tenaga kami terisi untuk memulai petualangan. Setelah semuanya siap, kami memutuskan untuk mendaki pagi itu. Udara yang terbilang cukup bersahabat pagi itu dan juga tentunya pemandangan yang begitu indah membuat kami sangat semangat untuk menggapai puncak sumbing, ditambah pemandangan gunung sindoro di belakang kami, sunggu begitu indah. Di sumbing pun sama hal nya dengan sindoro, kamu bisa naik motor untuk menuju ke pos 1, namun kami lebih memilih untuk jalan kaki saja, bercengkrama lebih dalam dengan semesta.

Jalur menuju pos 1

capek gan, istirahat dulu

sindoro yang terutup awan

Setelah melewati jalur yang lumayan menguras tenaga untuk menuju ke pos 1, akhirnya sekitar 2 jam kami sampai di pos 1. sesampainya di pos 1, kami  istirahat sebentar untuk mengisi tenaga kami kembali. Berbincang-bincang sejenak dengan kawan pendaki  merupakan salah  satu cara agar tenaga dapat terisi dengan cepat. Setelah lumayan terisi tenaga kami, kami pun melanjutkan perjalanan menuju pos 2. Jalur nya pun bisa dibilang sangat curam, cukup menguras tenaga kami, bahkan kami menghabiskan sekitar 2 jam setengah perjalanan menuju ke pos 2. Sesampainya di pos 2, kami beristirahat sejenak untuk memulai perjalanan menuju pos 3. Karena kata temanku yang sudah mendaki sumbing, setelah pos 2 ini bakal ada jalur yang terkenal dengan kejam, yaitu jalur engkol-engkol an. Benar saja, saat kami memulai perjalanan kami dari pos 2 ke pos 3, jalur itu sudah terlihat jelas di depan mata kami, dan sungguh sangat kejam. Terlebih pada saat aku mendaki waktu itu hujan turun. Bayangkan saja, jalur engkol-engkol an yang kejam ditambah dengan hujan yang turun ke bumi membuat perjalanan kami sungguh sangat luar biasa! Cuaca pun sedang tidak bersahabat, kami melalui jalur hebat itu dengan penuh semangat. Hingga pada akhirnya, kami sampai di pos 3, dimana disitu merupakan tempat untuk mendirikan tenda. Namun hujan masih saja mengguyur kami, kami mendirikan tenda dengan sangat cepat, agar tidak kedinginan lalu terkena hipotermia, setelah tenda selesai didirikan, kami segera masuk ke tenda dan langsung istirahat. Waktu itu sekitar jam setengah 6 sore kami baru sampai di pos 3, dan tampaknya hujan tak kuasa berhenti kala itu. Yang kami lakukan hanyalah bermain di dalam tenda, main kartu, minum kopi, dan kegiatan apa saja yang memunculkan canda dan tawa tentunya. Lantas, kami pun mencoba untuk tidur agar besok dapat melanjutkan perjalanan sampai puncak. Dan hujan menemani kami tidur sampai di pagi harinya.

Pukul 6 pagi, kami terbangun. Dan alhamdulillah cuaca diluar sungguh sangat berbeda dibanding kemarin. Walaupun anginnya tetap kencang, setidaknya gunung sindoro yang terpampang di depan kami sangat menghibur kami ketika keluar dari tenda. Bahkan gunung slamet pun terlihat dari sini!subhanallah.

pagi hari di pos 3 gn,sumbing

pagi hari di pos 3 gn.sumbing
kopi di pagi hari

Dan setelah puas menikmati pemandangan di sekitar pos 3, kami melanjutkan perjalanan kembali. Sekitar pukul setengah 9 kami melanjutkan kembali perjalanan. Setelah pos 3 kalian akan mendapati tempat yang bernama pestan. Dan inilah penampakannya.

pestan gn, sumbing
Lalu kami pun melanjutkan perjalanan sampai puncak. Dalam perjalanan menuju puncak banyak sekali pemandangan-pemandangan indah yang tentunya harus kami dokumentasikan.

bersyukur dengan indahnya alam Indonesia

duh capek gaes

sindoro dikepung oleh kumpulan awan

Setelah lumayan lelah, akhirnya kami  menemukan plang yang membuat semangat kami tumbuh dengan sendirinya. Walaupun plang tersebut telah dinodai oleh para pelaku vandalisme. Semoga saja para pelaku cepat disadarkan bahwasanya perilakunya sungguh sangat tidak baik. Tolonglah hargai sedikit alam ini gaes, karena alam sebenarnya tak butuh kita, kita yang butuh alam. Inilah penampakan plangnya.

vandalisme, aku kesini tahun 2016
Kami pun akhirnya menuju puncak. Dan puncaknya sumbing benar-benar sungguh sangat mengerikan. Batu-batu disamping yang hanya bisa untuk duduk, dan aku hanya berani duduk-duduk saja sambil menikmati keindahan alam gunung sumbing. Memang sungguh indah ciptaan Mu.

kawah gn, sumbing

samping-samping puncak.
Terbayar sudah rasa lelah kami dalam mengarungi gn. sumbing. Ohya untuk retribusi di basecamp sumbing sekitar 15 ribu rupiah per orang sudah termasuk parkir. Jadi kalian dapat menikmati keindahan alam gn. Sumbing dengan harga terjangkau. Tentunya dengan seperti itu jangan sampai sampah dibuang sembarangan, vandalisme meraja lela. Kita harus saling menjaga alam yang dimiliki oleh Indonesia ini. Ini merupakan titipan yang harus kita jaga bersama-sama. jangan sampai alam ini hancur karena kita sendiri. Sekali lagi, alam tidak butuh kita, namun kitalah yang butuh alam.

Terima kasih atas waktunya untuk membaca travel blog dari saya, jikalau berkenan dapat berkunjung ke ig saya:@adieb_maulana.

Salam, Adibio
Mahasiswa semester 6 yang selalu berusaha menjadi yang terbaik.



Post a Comment

0 Comments