Film Keluarga Cemara: Bukan Hanya Sekadar Drama, Melainkan Nilai-Nilai Berharga Dari Sebuah Keluarga

Awal tahun ini dunia perfilman Indonesia sedang dihebohkan dengan berbagai film yang sangat bagus untuk menjadi hiburan awal tahun. Salah satu film yang membuat aku sangat tergugah untuk menontonnya langsung di bioskop adalah film Keluarga Cemara. Jujur saja, pada awalnya aku tidak terlalu mengikuti serial TV Keluarga Cemara yang hadir pada era 90an lalu, sebab aku memang belum mengetahui serial TV tersebut saat masih di era 90an he he. Namun, saat serial TV tersebut akan dibuatkan menjadi sebuah film layar lebar pada awal tahun ini, aku sangat tergugah untuk menontonnya langsung. Kata hatiku mengatakan, ada sesuatu yang harus aku telusuri lebih dalam mengenai makna dari keluarga. Lewat film Keluarga Cemara, barangkali aku dapat menelusurinya langsung lewat mata dan hatiku.

Berbicara mengenai keluarga tentu kita akan dihadapkan oleh sepasang kekasih yang menjelma sebagai orang tua juga anak-anak yang bersuka cita turut meramaikan adanya keluarga. Memang, sebuah kalimat "harta yang paling berharga adalah keluarga" merupakan dorongan bagi kita semua untuk selalu menjaga dan menghargai keluarga kita, selagi masih utuh dan dapat menjalin kebersamaan satu sama lain. Dalam film Keluarga Cemara yang disutradari oleh Yandy Laurens ini, aku sangat kagum dengan Abah yang diperankan oleh Ringgo Agus Rahman. Ringgo memang sangat lihai dalam memerankan peran ayah. Namun dibalik semua itu, tersimpan cerita bagaimana Ringgo merupakan seorang ayah yang benar-benar rela mengorbankan jiwa dan raganya untuk menghidupi keluarganya. Setelah melewati berbagai macam rintangan yang menimpa keluarganya, Ringgo sebagai abah selalu berusaha melalui caranya agar mampu membuat keluarganya bahagia di tengah-tengah kesengsaraan yang menimpanya. Memainkan peran ayah yang peduli terhadap anak dengan nasihat-nasihat serta kemarahannya yang mencerminkan kepeduliannya terhadap dua anaknya Ara (Widuri Putri Sasono) dan Euis (Adhisty Zara).

Peran Ringgo sebagai abah hampir membuatku menumpahkan air mata pada saat itu.

Dibalik sosok laki-laki yang luar biasa selalu ada wanita luar biasa di belakangnya. Nirina Zubir sebagai Emak mencerminkan bagaimana seorang wanita benar-benar menjadi penenang serta penguat bagi seorang suami yang hidup bersamanya. Nirina dengan kelembutannya serta keteguhannya selalu menenangkan Ringgo dikala Ringgo sedang menghadapi pikiran-pikiran berat mengenai masalah yang dihadapi Keluarga Cemara. Melalui Nirina, Ringgo yang selalu keras kepala dengan keputusan yang diambilnya perlahan-lahan mulai memikirkan apa yang telah ia lakukan, sehingga membuat Ringgo berpikir bahwa sebuah keluarga tidak hanya berbicara soal sosok ayah saja, melainkan ada sosok ibu yang berdiri di belakangnya.

Barangkali, ibu kita memang selalu ada untuk menenangkan kita dikala kita sedang putus asa terhadap dunia. 

Sosok anak memang tidak terlepas dari tanggung jawab orang tua. Peran anak dalam Keluarga Cemara yang dimainkan oleh Adhisty Zara JKT 48 serta Widuri Putri Sasono membuat film ini seakan-akan sangat berwarna dan membuat ceria. Terlebih peran Widuri, putri dari seorang aktor Dwi Sasono yang terlihat sangat menggemaskan dengan leluconnya yang selalu membuat keluarga cemara tertawa. Maklum saja, dalam film ini Ara diceritakan sebagai seorang umur 7 tahun yang baru menginjak sekolah dasar sehingga terlihat masih polos dan sangat lucu. Sedang Euis yang diperankan oleh Zara JKT 48 merupakan seorang anak yang telah menginjak usia 14 tahun dan sudah menempuh pendidikan SMP. Dalam hal ini, anak seusia tersebut tentu memiliki pola pemikiran yang sedang menuju kepada proses pendewasaan. Euis yang cukup membangkang saat mendengar nasihat dari orang tua akhirnya mulai menyadari bahwa nasihat tersebut ada benarnya. Ia bahkan berperan sebagai kakak yang luar biasa di saat ekonomi keluarga sedang merosot serta saat emaknya hendak melahirkan anak ketiga.

Ada saatnya anak-anak harus diajarkan bagaimana memahami pola hidup yang sedang dialami keluarganya walau dengan bentakan sekalipun.

Rating yang aku berikan dalam film ini: 9/10. Tontonlah film Keluarga Cemara selagi masih mengudara di bioskop. Sebab dalam film ini aku benar-benar memahami apa arti dari kalimat "harta yang paling berharga adalah keluarga". Ohya selain filmnya yang bagus, soundtracknya juga bagus karena ada lagu Dialog Dini Hari-Tentang Rumahku he he. 

Sekian ulasan film dariku, semoga bermanfaat.

Sumber foto dari id.bookmyshow.com

Post a Comment

6 Comments

  1. Ini termasuk filmfilm daftar wishlist nih, tapi sampai sekarang belum sempet nonton 😥

    ReplyDelete
  2. Keluarga cemara yg sungguh luar biasa. Mampu membuat penonton terharu dan bahkan menangis. Satu kata untuk keluarga cemara "Amazing"

    ReplyDelete
  3. Jadi bagusan versi film atau serialnya kak

    ReplyDelete
  4. Wah keren bgt kyknya ya film ini. Jadi pingin nonton deh. Tampaknya akting para pemainnya pun semakin matang ya

    ReplyDelete
  5. Belum sempat nonton yang versi movienya. Dulu film ini jadi tontonan favorit, ssekarang ditayangkan ulang sama RCTI dan jadi nonton lagi.

    ReplyDelete
  6. Aku makin penasaran bagusan mana film dan serialnya. Soalnya di Pekalongan kemarin ini mau tayang perdana, jadi aku belum nonton.

    ReplyDelete